Jelang Pemilu 2019 yang akan dilangsungkan pada 17 April 2019, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Pendidikan Guru Republik Indonesia (PGRI) Bojonegoro menggelar Seminar Pendidikan. Seminar kali ini bertajuk ‘Pemilu Serentak 2019 dalam Prespektif Pendidikan’, yang bekerja sama dengan Relawan Demokrasi Bojonegoro, Kamis (14/3/2019).
Dalam acara ini FPBS IKIP PGRI Bojonegoro bekerja sama dengan Relawan Demokrasi mendatangkan tiga Narasumber yaitu Muhammad Alfianto selaku Komisioner Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu), Mustofirin selaku Komisioner KPU (Komisi Pemilihan Umum), dan juga Heru Ismaya selaku Wakil Rektor 3 IKIP PGRI Bojonegoro.
Dimulai pukul 13.30 WIB dan diikuti sekitar 200 mahasiswa acara tersebut dibuka langsung oleh Wakil Rektor 3, sekaligus menyampaikan tentang esesni Pemilu yang merupakan amanat dari UUD, yang menyatakan bahwa pemilihan umum sekurangwnya dilakukan 5 kali selama 1 tahun, sehingga saat ini dilakukan pemilihan serentak.
“Pemilu adalah kewajiban sebagai warga negara, masalah pilihan biarlah menjadi rahasia, dan mari kita bersinergi untuk sukseskan pemilu serentak 2019, ” tegasnya dalam sambutan.
Selain memaparkan pengetahuan tentang Pemilu serentak, Heru juga mengkritisi maraknya moeny politic yang sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat. Narasumber juga menjelaskan berbagai masalah yang muncul menjelang Pemilu serentak ini, salah satunya yang saat ini menjadi momok adalah berita hoax.
“Tujuan diadakanya acara ini adalah untuk membedah pemilu bersama calon pendidik, sebab pendidikan tidak lepas dari demokrasi dimana latar belakang IKIP PGRI Bojonegoro sendiri merupakan kampus pendidikan,” jelas ketua panitia seminar pendidikan, Abdul Ghoni Asror.
*Berita ini sudah diunggah di media online www.blokBojonegoro.com yang sudah terverifikasi Dewan Pers, dan penulis  adalah mahasiswa UKM Jurnalistik IKIP PGRI Bojonegoro